Sabtu, 15 April 2017

PERUBAHAN GAYA HIDUP

Saya lahir dari keluarga sangat sederhana di Bandung, Desember 1972 dan sampai April 1997 tidak pernah keluar berhari-hari dari kota ini. Hidup hanya berkutat di rumah - warung- kampus dan satu minggu sekali ke Gereja. So, simple!
(cerita masa kecil saya ada di www.ayamrajawali.blogspot.co.id/2017/01/miskin-sejak-lahir.html)
Kota Jakarta hanya saya kenal lewat televisi.  
Bisa dihitung dengan jari tangan berapa kali saya datang ke Jakarta, diantaranya menghadiri pernikahan saudara sepupu yang memang lahir dan besar di kota ini.
Belasan orang dari saudara sepupu saya sudah mencoba peruntungan-nya di kota besar ini, tetapi sebagian besar dari mereka kembali ke Bandung karena TIDAK BETAH.
Mereka bilang, Jakarta itu panas, sumpek, macet, penduduknya tidak seramah orang-orang di Bandung, tetapi ketika tunangan saya memilih untuk pindah ke Jakarta (April 1996), saya pun akhirnya nekat untuk ikut pindah ke sana, Mei 1997. (cerita lengkapnya ada di http://ayamrajawali.blogspot.co.id/2017/04/mencegah-selingkuh.html)


Ternyata tinggal di Jakarta tidak seburuk yang saya bayangkan. 
Kantor saya, sebuah perusahaan konsultan asing, berada di kawasan Pondok Indah yang ramai, berfasilitas lengkap dan dekat dengan mall Pondok Indah. 
Saya tinggal di kost-kostan yang hanya ada 3 kamar, di halaman belakang rumah penduduk, yang jaraknya hanya 5 menit berjalan kaki menuju kantor. Kamar kost saya murah, hanya Rp 100.000,- / bulan, karena letaknya antara langit-langit lantai dasar dan atap (attic). Tanpa AC, tanpa TV, tetapi terasa private karena kamar di "lantai atas" ini hanya satu-satunya. 
Anak-anak kost dari 2 kamar lain di lantai bawah, hanya naik ke lantai atap ini untuk menjemur pakaian, tepat di depan pintu kamar saya. 
Kamar mandi hanya ada 1 di lantai dasar, untuk dipakai bersama-sama. Kadang air mati total, sehingga air dalam bak hampir habis, terpaksa harus bisa mandi dengan air hanya 2 gayung.
Jadi, saat air dalam bak lagi banyak, itu waktu yang tepat untuk mencuci baju - manual. 
Untuk makan siang dan makan malam, ada banyak warung nasi dengan harga murah meriah.
Bisa juga di tenda-tenda penjual makanan di sepanjang jalan Arteri Pondok Indah ini.
Pada hari Jumat, ada waktu istirahat 1,5 jam dan itu dipakai oleh staf-staf yang tidak Jumatan (sholat berjamaah di masjid) untuk beramai-ramai makan siang di Pondok Indah Mall. 
Seperti "katak keluar dari tempurung", saya menjadi terbiasa untuk pergi ke mall.
Bukan hanya setiap Jumat siang, tetapi juga 1 - 2 x seminggu saat pulang kerja bila tidak ada lembur - cuci mata sambil ngadem - menikmati mall yang full AC.
Kadang bosan juga untuk berada di kamar kost yang hanya ada radio tape dan kipas angin.
Pembukuan Sept 1997
Lama-lama, bukan hanya jalan-jalan menikmati AC, tetapi mulai makan malam di mall, lalu lihat-lihat toko yang sedang sale. Saya yang sejak kecil terbiasa dengan baju-baju layak pakai, atau baju made in mami, sekarang mulai belanja, 1 - 2 baju atau sepatu setiap bulan.
Saat kerja di kantor pusat kontraktor di Bandung, saya hanya punya 1 sepatu fantofel, warna hitam. Dipakai setiap hari untuk kerja, juga untuk ke Gereja, juga untuk ke undangan / pesta. 
Sekarang, saya punya sepatu warna hitam, coklat tua, coklat muda juga sepatu putih. 
Tidak hanya itu, karena di samping Pondok Indah Mall ada water park, saya mulai membiasakan diri seminggu sekali, untuk berenang sepulang kerja. Selesai berenang, saya mampir ke Hoka-Hoka Bento / Bakmi GM / restaurant cepat saji lain, beli paket makan malam. Wow .... hidup terasa indah!

Bukankah saya datang ke Jakarta untuk mengakhiri Long Distance Relationship?
Nyatanya, saya sekarang asyik sendiri.
Jika tidak ada lembur di hari Sabtu, maka Jumat malam saya sudah  bergegas ke Stasiun Gambir, mengejar kereta api tujuan Bandung, dan baru kembali ke Jakarta pada hari minggu sore.
Seharusnya, Senin malam s.d. Kamis malam adalah waktu yang bisa digunakan untuk bercengkerama dengan tunangan, tetapi ternyata tidak sering juga! 
Di foto pembukuan, jelas terlihat kami tetap nonton di bioskop "21" satu kali sebulan, sama saja saat saya masih di Bandung dan dia di Jakarta.
Hmm ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar