Dalam
banyak hal, kita sangat berbeda... bagaimana bisa jalan terus?
Dalam hal life style, Pak SK banyak memakai barang ber-merk, sebagian besar barang import, sedangkan saya, barang layak pakai dari saudara sepupu atau baju made in mami.
Dalam hal makan, Pak SK lebih banyak lauk daripada nasi. Saya sebaliknya.
Pak SK selalu menyebut saya sebagai calon istrinya, bahkan sudah mengirim "kabar gembira" ini kepada keluarganya. What?
Akhirnya, saya memberanikan diri untuk mengajukan "berteman saja", ya!
Baru beberapa bulan, bahkan belum 1/3 tahun, bekerja, saya akhirnya menjadi pacar Pak SK, manager dari sister company. Pak
SK menangani beberapa proyek sekaligus, jadi kadang dia datang ke proyek saya,
kadang tidak.
Jika Pak SK datang
pagi, biasanya kami makan siang bareng di luar proyek. Jika dia datang sore,
maka dia akan mengantar saya pulang, meskipun mess (rumah yang
disediakan perusahaan) dia di daerah Cijerah, cukup jauh dari rumah saya di
dekat Prapatan Lima (he he he .. ini bukan salah
sebut Prapatan koq lima ...tapi memang itu nama areanya).
Lucunya, dia sering
mengambil rute proyek - masuk pintu tol Padalarang - keluar di pintu tol
Cileunyi - lalu menyusuri jalan biasa yang banyak lampu merahnya. Jadi, dari
segi waktu ... bisa lebih lama dibanding naik kendaraan umum, bedanya yang ini
adem karena ada AC.
Minggu demi minggu
berlalu, saya merasa stress dengan hubungan ini.
Ada begitu banyak
perbedaan di antara kami selain perbedaan umur 6,5 tahun.
Saya mendapat
informasi bahwa saat Pak SK punya waktu luang, dia akan pergi ke diskotik
bersama teman-teman satu mess. Minum,
merokok, dance dan pulang pagi.
Selain itu, Pak SK
adalah seorang perokok berat meskipun dia jarang merokok di depan saya, Dia
tahu saya tidak suka asap rokok, meskipun ayah saya seorang perokok.
Jangankan minuman
beralkohol ataupun beer, kopi pun jarang sekali saya minum.
Dunia saya hanya diam
tenang di rumah - jaga warung - kerja di proyek Senin s.d. Sabtu siang, plus ke
gereja satu kali seminggu,
Sebelum jam 10 malam saya sudah tidur. Kehidupan yang sangat
biasa, bukan?
Dalam hal life style, Pak SK banyak memakai barang ber-merk, sebagian besar barang import, sedangkan saya, barang layak pakai dari saudara sepupu atau baju made in mami.
Dalam hal makan, Pak SK lebih banyak lauk daripada nasi. Saya sebaliknya.
Jika makanan kurang
enak, maka dia akan meninggalkannya, tanpa dihabiskan.
Padahal di keluarga
saya, 1 butir nasipun tidak boleh tertinggal di piring, pamali.
Meskipun penghasilan
Pak SK cukup besar, dia tidak punya tabungan karena dia senang men-traktir,
merokok, ke diskotik dan belanja untuk memenuhi life stylenya.
Di sisi lain, saya
seorang yang sangat hemat, senang menabung dan punya catatan pembukuan, hasil
didikan sejak kecil.
Pak SK selalu menyebut saya sebagai calon istrinya, bahkan sudah mengirim "kabar gembira" ini kepada keluarganya. What?
Saya dilanda rasa
galau yang luar biasa. Baru saja berulang tahun ke-23 Desember lalu. Wisuda saja belum.
Masa depan dan impian
saya baru saja dimulai,belum membahagiakan orang tua yang sudah susah payah
membiayai kuliah saya! Boleh dong, bercita-cita membelikan mereka rumah yang
layak.
(
Cerita lengkapnya ada di www.ayamrajawali.blogspot.co.id/2017/02/miskin-sejak-lahir.html
Saya baru menjadi
karyawati, baru mulai punya penghasilan.dan tiba-tiba saya dihadapkan dengan
kondisi akan bertunangan? Waduh... ini semua terlalu cepat!
Saya yakin orang tua
saya akan kecewa berat. Ada adik kedua saya yang seharusnya dibantu biaya
pendidikannya oleh saya, si anak sulung, yang sekarang sudah bekerja!
Ditambah perbedaan
gaya hidup, seperti air dan minyak, seperti matahari dan bulan .... bagaimana
bisa jalan terus?
Di sisi lain...
proyek ini harus diselesaikan tepat waktu. Jika urusan pribadi ini berdampak
buruk, maka karyawati baru ini akan dicap sebagai trouble maker. Tetapi,
kalau dilihat dari sifat Pak SK di tempat kerja selama ini, harapan saya dia
akan tetap bersikap profesional. Semoga demikian!
Akhirnya, saya memberanikan diri untuk mengajukan "berteman saja", ya!
Katanya “Cinta itu
buta" tetapi ini urusan seumur hidup, 40 tahun? 50 tahun?
Seberapa tahan bisa
mengatasi perbedaan ini dan akhirnya melukai keduanya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar