Kamis, 16 Maret 2017

MEMAKSA BERUBAH

Setelah operasi tumor dan kembali ngantor di proyek, Pak SK rajin mengantar jemput. Lumayan banget...bisa jalan pelan-pelan, menghindari jalan berlubang, supaya bekas jahitan operasinya tidak terlalu digoncang. Kalau naik angkutan umum, mana bisa begitu? Belum lagi kalau tidak kebagian tempat duduk.
Kesepakatannya sih: Kakak adik ketemu gede.... meskipun saya tidak terlalu yakin, apakah yang namanya mantan pacar bisa ganti perasaan semudah ganti status?
Mendekati jadwal wisuda, Mei 1996, Pak SK...eh, Koko (padahal saat di kantor, tetap aja dipanggil Pak...ha... ha...ha..) mulai jadi komentator fashion, cerewet banget!
Saya pakai baju apapun, ada saja yang di-complain.
Modelnya ketinggalan jaman lah.... Bajunya kegedean lah (pasti baju bekas orang lebih gemuk tuh!)....warna bajunya terlalu pucat / ketuaan lah....Bajunya kayak Ibu-ibu lah (baju bekas untuk mami, ya?)...juga baju punya tante-tante nih! 
Banyak yang harus "dibuang", jangan dipakai lagi! Ampun deh....menjengkelkan!
Saat saya gajian dan beli baju baru, dia tetap saja protes: ini pasti baju obralan...diskon 50%, ya? Kurang bagus!
Ujung-ujungnya, saat weekend kami pergi lagi ke toko baju, tapi sekarang dia yang milih, bisa berjam-jam, keluar masuk toko, pindah-pindah tempat, dari Jl Sunda, ke Kosambi, ke Dalem Kaum, belum tentu dapat 2 pc. Itupun bagus menurut dia belum tentu bagus menurut saya. Sesudah berdebat, ujung-ujungnya pilihan dialah yang dibeli. Huh....
Begitu juga sepatu, harus punya lebih dari 2 pasang, bukan hanya warna hitam, supaya bisa matching dengan baju yang dipakai. Harus yang ada hak-nya, supaya terlihat anggun ... padahal high heel bikin kaki pegal kalau dipakai berdiri lama, apalagi untuk berjalan agak jauh.
Cukup sudah....ku tak tahan lagi! 
Kakak macam apa ini? Segitu ngotot mau mengubah saya yang sejatinya orang lain?
Maksud sebenarnya apa sih? 
Malu bareng saya? Memangnya siapa yang ngotot tetap jalan bareng, ganti status cuma akal-akalan doang? Buat saya sih... ga bareng lagi ...hm...ga (terlalu) masalah kali.

Melihat saya emosi...dia cuma bilang, perubahan itu kan hal yang sebenarnya biasa. Manusia dari sejak lahir pun terus berubah, dari bayi yang tidak bisa apa-apa, bertumbuh, berkembang, dewasa, menua dan mati. Masalahnya...kamu sudah bertahun-tahun nyaman dengan baju-baju "warisan" orang lain sampai lupa bahwa kamu juga layak tampil sama seperti mereka, memakai baju normal yang lagi trend, bukan menunggu mereka bosan dan "membuang" baju itu untukmu... kamu berhak mendapatkan yang baik!
Hm....dipikir-pikir ada benarnya juga, ya?

Pikiran akan memicu perbuatan.
Perbuatan yang terus menerus akan menjadi kebiasaan.
Kebiasaan membentuk karakter.
Nah....kebiasaan lama belum tentu baik.
Contohnya: Pak SK dulu biasa merokok sampai 3 bungkus sehari. Sekarang tidak sampai sebungkus.
Dulu (kata temannya) suka DuGem (Dunia Gempita, Dunia Gemerlap, bisa juga diplesetkan jadi Dunia Gemblung..he he he), sekarang sudah tidak lagi.
Pak SK bilang, sayang sama uangnya, lebih baik ditabung.
See....dia bisa berubah, masak saya tidak?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar