Mulai awal
Sept 2012, pekerjaan team kami semakin berkurang. 3 minggu kemudian, saya dan
team diperintahkan untuk pindah ke ruangan lain yang sudah lama kosong dan
dijadikan gudang. Harus pindah segera, meskipun ruangan tersebut masih penuh
dengan barang, belum ada jaringan telepon dan internet.
Saat saya
menanyakan hal tersebut kepada Direktur, saya baru tahu bahwa saya dituduh
membocorkan rahasia perusahaan. Gosip pun beredar bahwa saya akan digantikan
oleh Manager lain. Kabar itu membuat staf saya mulai menduga-duga kesalahan
fatal apa yang saya perbuat. Saya sangat tertekan, merasa dikhianati,
diperlakukan tidak adil. Begitu pedihnya hati, sehingga di doa saya hanya air
mata dan perkataan “Tuhan, tolonglah saya …. Tolonglah saya …. Tolonglah saya Tuhan….”
Saya yakin
Tuhanlah yang menempatkan saya di perusahaan ini (kesaksian “Wawancara Kerja
yang Aneh – Sept 2010”). Apakah saya sedang ditegur Tuhan?
Sabtu malam, 29 Sept 2012, saya bermimpi ada di ujung perahu kecil. Orang-orang
menyuruh saya melompat. Saya pandang sekeliling, malam gelap, air berwarna
gelap di sekeliling perahu dan jauh di depan sana ada tebing tinggi berupa
dinding beton tegak berdiri. Sekalipun saya bisa berenang, bagaimana saya bisa
memanjat tebing tegak itu dan bertahan hidup? Saya meminta agar barang-barang
saya dikemas, dan hanya 1 plastik kecil yang saya dapat, tidak cukup untuk
membungkus barang agar tetap kering jika saya berenang. Tetapi ketika saya
membalikkan badan, air laut sudah berubah menjadi daratan! Banyak orang berjalan
di sisi kapal menuju tebing, membentuk 1 jalur pejalan kaki dan saya keluar
dari kapal tanpa menjadi basah. Luar biasa!
Saya terbangun dan saat melanjutkan tidur, saya kembali bermimpi ada di
tepi pantai. Orang-orang bersorak-sorak menyuruh saya berenang ke tengah laut.
Di tengah perjalanan, langit menjadigelap, ombak yang tenang tiba-tiba menjadi
ombak besar datang dari segala arah. Saya ketakutan. Tiba-tiba muncul batu-batu
tegak dari kristal, bening berkilauan, melindungi saya. Saya melihat ombak besar
tetap datang silih berganti tetapi saya tidak terkena ombak itu. Kemudian saya
sudah berpindah tempat, di tepi pantai dengan air tenang dan tangan seseorang
memberi saya buku menu dengan banyak foto makanan enak di dalamnya, silakan
pilih.
Saya terbangun dengan suka cita. Saat handphone dinyalakan, 1 SMS dari
Pendeta di Sulawesi (ia tidak tahu apa
yang saya alami karena kami jarang contact) masuk berisi “Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepadaKu (Yoh 14:1)
Akulah yang menolong engkau (Yes 41:14) Apabila
engkau menyebrang melalui air, Aku akan menyertai engkau. Kesukaran yang
kau hadapi tidak akan menghanyutkanmu.
Percobaan berat yang datang tidak akan mencelakakanmu (Yes 43:2)”
Luar biasa Tuhan menghibur saya!
Selain lewat 2 mimpi, Tuhan ‘kirim’ SMS untuk menegaskannya. Sejak saat
itu, saya lebih kuat dan jarang bersedih hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar