21 Juni 2013, ketika pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM,
suami usul buka harga naik menjadi Rp 885 dan saya yang bosan berdebat,
langsung setuju. Kami jadi tertawa, koq kemarin ribut 830 vs 850, sekarang
malah sepakat 885.
Konyol.
Konyol.
Malam itu kami mulai penjualan dengan memasang iklan di internet,
juga tulisan “DIJUAL” pada pagar rumah dan mendoakannya setiap hari. Kami
siapkan mental bahwa menjual rumah perlu waktu minimal 3 bulan, seperti
rumah-rumah lain yang dijual di area berdekatan. Apalagi “tanpa perantara /
broker”, padahal kami sama-sama pekerja yang sering rapat, jadi handphone lebih
sering silent mode.
02 Juli 2013, rumah tersebut terjual di harga Rp 850. Di atas
harga perkiraan dan hanya perlu 12 hari !
Tuhan sanggup membuat rumah kami yang dipasarkan paling terakhir, bisa
terjual duluan.
Puji Tuhan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar